Kamis, 19 April 2012

Tugas Rizal

Nama                      :Mohammad Rizal Febri Ibrahim
NIM                        :3401409049
Makul                     :Antropologi Kesehatan




Ponari, bocah asal Jombang ini tiba-tiba menjadi ngetop setelah diadisambar petir. Setelah peristiwa yang hampir merenggut jiwanya itu, banyak orang yang percaya bocah ini bisa mengobati segala macam penyakit. Dari informasi yang dihimpun, Selasa (3/2/2009), anak  pasangan Kasim (40) dan Mukaromah (28), warga Dusun Kedungsari,Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, pada pertengahanJanuari 2009 lalu bersama teman-teman sebayanya asyik bermain hujan. Namun, tiba-tiba dia merasakan kepalanya seolah dilempar batu sekepaltangan, saat petir menyambar. Saat tersadar, Ponari menemukan batusebesar telur ayam di bawah kakinya. Saat diambilnya, batu itumengeluarkan sinar kemerah-merahan. Setelah itu, batu yangditemukannya lalu dibawa pulang. Selang berapa lama, tiba-tiba rumah bocah itu selalu dibanjiri warga dari pelosok Jawa Timur yang ingin berobat untuk menyembuhkan penyakitnya. Sayangnya, tidak ada yangtahu, siapa yang menyuruh Ponari membuka praktek pengobatanalternatif itu. Selain itu, tidak jelas pula, siapa yang pertama kali diobatioleh Ponari, sehingga penyakit yang diderita bisa sembuh. Hanya saja,sejak batu mirip kepala belut itu ditemukan, beredar kabar di masyarakat,Ponari bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Tentunya dengan syaratsudah meminum air yang dicelup batu milik Ponari itu. Tak pelak, setiaphari rumah Ponari selalu dipenuhi ratusan orang yang ingin berobat.Terlebih lagi, bocah yang baru duduk di kelas 3 SDN Balongsari ini, tidak memungut tarif kepada para pasiennya.
Menurut Solita Sarwono (1993), antropologi kesehatan adalah ilmutentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakattentang penyakit dan kesehatan. Dan menurut William A. Havlland,antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusungeneralirasasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya setrauntuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia


Di sebutkan pula pada buku itu, bahwa “wawancara pengobatan” (yakniinterksi formal antara orang yang menduga atau mengetahui dirinya sakitdengan seorang individu yang oleh kebudayaannya dianggap mampumenolong orang sakit). Menurut Wilson, interaksi tersebut adalah “suatu pokok penting dari pengobatan”(R.Wilson 1963:273)Ada kesepakatan bahwa wawancara pengobatan umumnya paling tepatdianalisis dalam arti hubungan antara peranan, norma-norma tingkah laku,harapan-harapan yang diketahui, yang memberi ciri pada kedua aktor dalam peristiwa tersebut. Namun tidaklah cukup mempehatikan hubunganantar peranan dalam konteks perawatan medis yang terbatas saja, karenaseperti yang ditunjukkan oleh Wilson, “Kekacauan dari berbagai tingkahlaku dan harapan-harapan yang digolongkan dalam peranan dokter atau peranan pasien tidaklah disadari sebagai kekosongan. Justru peranan- paeranan tersebut amat peka terhadap kerangka lingkungan nilai-nilai budaya, terhadap berbagai aktifitas non-medis, dan terhadap irama sertasuasana komunitas sekeliling mereka. Hanya karena kesehatan dan penyakit adalah masalah manusia yang menonjol, usaha-usaha untuk mengatasinya melalui interaksi dokter-pasien terutama diharapkan pada pengaruh-pengaruh waktu dan tempat, dimana usaha tersebutdilakukan.”( R.Wilson 1963:274). Apresiasi yang sepenuhnya dari setiapwawancara pengobatan memerlukan pengetahuan tentang latar belakang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar