Makna terkikis
Realita
INDONESIA
PUSAKA
Syair Pertama:
Indonesia
tanah air beta
Pusaka
abadi nan jaya
Indonesia
sejak dulu kala
Tetap di
puja-puja bangsa
Di sana
tempat lahir beta
Dibuai
dibesarkan bunda
Tempat
berlindung di hari tua
Tempat
akhir menutup mata
Syair kedua:
Sungguh
indah tanah air beta
Tiada
bandingnya di dunia
Karya
indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi
bangsa yang memujanya
Indonesia
ibu pertiwi
Kau kupuja
kau kukasihi
Tenagaku
bahkan pun jiwaku
Kepadamu
rela kuberi
Lagu indah
diciptakan oleh Ismail Marzuki. Syair yang dituliskan berisi harapan pendiri
bangsa dan cita-cita bangsa. Sumber daya
alam yang terbentang seluas daratan dan lautan bangsa ini. Panorama alam yang
menjadi primadona pujuaan negara-negara lain. Dasar kenasionalan itu diletakkan
dalam pasal 1 ayat 1 UU NO. 5 tahun
1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria, yang menyatakan bahwa:
"Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah-air dari seluruh rakyat
Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa Indonesia" dan pasal 1 ayat 2 UU NO. 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar
pokok-pokok agraria yang berbunyi bahwa: "Seluruh bumi, air dan
ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya dalam wilayah
Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bumi, air dan
ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional". dalam
syair pertama.
makna
itu terkikis oleh ulah oknum yang tak betanggung jawab. Sebagaimana dalam
derita rakyat papua mereka hidup diatas tanah emas. namun tak bisa menikmati
kekayaan sebagai “Pusaka abadi nan jaya”
dalam syair pertama. kekayaan alam yang seharusnya dinikmati dan diolah anak
negeri , tetapi dibiarkan dirampas bangsa lain. Sebagai mana dicantumkan dalam
Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 “ Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. bahwa bangsa Indonesia ataupun Negara
bertindak sebagai pemilik tanah. Apa
masih ada kekayaan alam yang seharusnya didapat dapatkan rakyat pulau mutiara
hitam? Sungguh miris bangsa yang besar tidak bisa mengatur dan bertindak.
Sungguh
menyesali semua apa yang terjadi namun jangan terlelap oleh keadaan ini. Harapan
tentu ada dan itu akan terwujud oleh para aparat penegak dan pemerintah yang
menjalankan semua roda di bangsa ini . tentu semua penyelesaian akan berhasil
bila semua lini bekerjasama dengan baik, kolektif dan saling menguntungkan. Makna
itu akan terkikis oleh realita, dan akan terhapus oleh waktu.
By Fajar Ilham
Mahafi
FH UNDIP ‘09
good,,,, realita akan hancur oleh waktu
BalasHapus