Oleh: Mohammad Rizal Febri Ibrahim
SURVEI yang dilakukan lembaga riset Pew Internet tentang hubungan antara remaja dan internet menunjukkan 95% remaja berusia 12 hingga 17 tahun selalu terkoneksi dengan internet.
Dari angka tersebut, 76% selalu membuka jejaring sosial dan 77% telah memiliki ponsel. Di kelompok umur yang lebih tua, yaitu 18-29 tahun, 96% dapat mengakses internet, 84% menggunakannya untuk mengunjungi jejaring sosial dan 97% memiliki ponsel.
Para pengguna ponsel juga telah memiliki ponsel pintar dan komputer tablet seperti ipad. Dari survei tersebut, Pew juga mendapatkan fakta bahwa para pengguna internet tersebut selalu terkoneksi atas kemauan mereka sendiri tanpa dorongan apapun.
Dorongan pribadi untuk selalu mengakses internet atau yang diistilahkan sebagai hyperconnected itu dinilai tidak bermasalah oleh 55% responden. Sedangkan 42% dari responden menganggapnya sebagai kebiasaan buruk. Walaunpun lebih banyak yang menyebutnya sebagai hal positif, Pew berpendapat perbedaan tersebut sangatlah tipis sehingga bisa dianggap seimbang.
Mengapa positif? Sebab, hyperconnected dapat membuat seseorang menjadi personal yang serba bisa, mereka mampu mengerjakan berbagai tugas dan juga berwawasan luas. Mereka, yang lahir di era milenium, dapat memanfaatkan internet dengan maksimal dan juga mendapatkan segala informasi.
Peneliti Senior Microsoft Research mengatakan, "Otak menjadi terhubung dan berguna untuk membuat ide-ide sehingga mereka mampu memiliki pandangan yang berbeda."
Sedangkan yang tidak sepakat beranggapan kalau para pecandu internet itu tidak lah selalu berdasarkan fakta, karena mereka selalu mengedepankan data-data yang ditemukan pertama kali. Data tersebut menurut mereka adalah yang paling benar sehingga informasi yang disampaikan tidak valid.
"Mereka mencari di internet dan mendapatkan data yang dilihat di urutan pertama sehingga yang fiksi malahan dijadikan fakta," ujar salah seorang responden.
Jadi, apakah hyperconnected itu baik? Atau malah sebaliknya? (ReadWriteWeb/*/OL-14)
SUMBER: MEDIA INDONESIA
SURVEI yang dilakukan lembaga riset Pew Internet tentang hubungan antara remaja dan internet menunjukkan 95% remaja berusia 12 hingga 17 tahun selalu terkoneksi dengan internet.
Dari angka tersebut, 76% selalu membuka jejaring sosial dan 77% telah memiliki ponsel. Di kelompok umur yang lebih tua, yaitu 18-29 tahun, 96% dapat mengakses internet, 84% menggunakannya untuk mengunjungi jejaring sosial dan 97% memiliki ponsel.
Para pengguna ponsel juga telah memiliki ponsel pintar dan komputer tablet seperti ipad. Dari survei tersebut, Pew juga mendapatkan fakta bahwa para pengguna internet tersebut selalu terkoneksi atas kemauan mereka sendiri tanpa dorongan apapun.
Dorongan pribadi untuk selalu mengakses internet atau yang diistilahkan sebagai hyperconnected itu dinilai tidak bermasalah oleh 55% responden. Sedangkan 42% dari responden menganggapnya sebagai kebiasaan buruk. Walaunpun lebih banyak yang menyebutnya sebagai hal positif, Pew berpendapat perbedaan tersebut sangatlah tipis sehingga bisa dianggap seimbang.
Mengapa positif? Sebab, hyperconnected dapat membuat seseorang menjadi personal yang serba bisa, mereka mampu mengerjakan berbagai tugas dan juga berwawasan luas. Mereka, yang lahir di era milenium, dapat memanfaatkan internet dengan maksimal dan juga mendapatkan segala informasi.
Peneliti Senior Microsoft Research mengatakan, "Otak menjadi terhubung dan berguna untuk membuat ide-ide sehingga mereka mampu memiliki pandangan yang berbeda."
Sedangkan yang tidak sepakat beranggapan kalau para pecandu internet itu tidak lah selalu berdasarkan fakta, karena mereka selalu mengedepankan data-data yang ditemukan pertama kali. Data tersebut menurut mereka adalah yang paling benar sehingga informasi yang disampaikan tidak valid.
"Mereka mencari di internet dan mendapatkan data yang dilihat di urutan pertama sehingga yang fiksi malahan dijadikan fakta," ujar salah seorang responden.
Jadi, apakah hyperconnected itu baik? Atau malah sebaliknya? (ReadWriteWeb/*/OL-14)
SUMBER: MEDIA INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar