Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini,
bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah
itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup
ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati
hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup
dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
Dari golongan penganut paham inilah muncul Nudisme (gaya hidup
bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang
menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena
besok engkau akan mati"
Minimnya gerakan mahasiswa dalam mengkritisi
persoalan-persoalan bangsa tidak terlepas dari budaya hedonis yang melilit
mahasiswa. Betapa tidak, mahasiswa sekarang lebih akrab dengan kebiasaan kumpul
bareng atau nongkrong di kafe, ketimbang bersahabat dengan budaya diskusi untuk
memperbincangkan dan mencari solusi terhadap permasalahan bangsa.
Mereka lebih suka turun ke “mal-mal” yang penuh
dengan budaya glamor dan lebih senang “berkeringat” disana daripada
“berkeringat” dijalanan yang notabene tempat “perjuangan” para mahasiswa.
Akibat budaya hedonis tersebut, mahasiswa jauh dari budaya berpikir kritis,
bahkan mereka menjadi alergi dan antipati dalam merespons segala persoalan yang
kini menggurita bangsa Indonesia. Selain itu virus budaya hedonis juga mengakibatkan
pola pikir mahasiswa menjadi cenderung lebih pragmatis dan acuh tak acuh.
Persoalan bangsa seolah-olah bukan urusan masyarakat termasuk mahasiswa, tetapi
semata-mata adalah urusan para pejabat politik bangsa. Selama kita masih bisa
hidup “nyaman” dan “nyawa masih dikandung badan” biarlah kita serahkan kepada
mereka.
Menurut mereka perilaku mengkritik dan mencari
solusi atas persoalan bangsa adalah suatu pekerjaan yang tidak ada gunanya,
buang-buang tenaga dan sia-sia belaka. Ibaratnya walaupun kita mengaung-ngaung
layaknya singa, tetap pelbagai persoalan tidak akan terpecahkan apalagi habis
begitu saja.
Sekarang kita sebagai
mahasiswa harus bisa membawa budaya hedonisme menjadi yang lebih bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar