Makna Sebuah Tulisan
Dewasa ini banyak sumber informasi yang kita dapatkan. Sumber dari bersifat terluis maupun lisan. Sumber lisan ada dari seminar , pengajian, sampai obrolan sesama teman. Dan sumber informasi tulisan amat sangat banyak dari media massa , majalah, internet dan masih banyak lagi.dari bebagai sumber ini tentu tidak semua informasi ini dapat disampaikan secara menyeluruh. Informasi lisan mengadung kelemahan , pertama sebaik apapun penyampian yang disampaikan maka tidak semua materi dapat diserap oleh pendengar, kedua apabila disampaikan didepan audiens maka hanya audienslah yang bisa mendapatkan misalnya dalam seminar hanya peserta seminar itu yang bisa mendapatkan informasinya. Dan sangat diperhatikan apabila kita membaca informasi tertulis maka sumber bacaan harus jelas dan dapat dipertanggung jawabkan misalnya dalam internet banyak mengabaikan masalah sumber , banyak hanya tinggal copy -paste saja padahal itu salah.
Budanya informasi secara lisan sudah ada sejak pertama kali pemahaman kita tentang Al-Quran bahwa wahyu yang diterima oleh Rasulullah melalui malaikat jibril disampikan secara lisan dengan bacaan secara verbal tanpa tulisan. Dan pada zaman itu Nabi Muhammad dan maoritas orang arab sebagai pendengar pertama ( audiens ) adalah masyarakat buta huruf. Namun lambat laun informasi itu secara lisan ditulis oleh sahabat rasulullah yang ahli menulis. media pada waktu itu menggunakan batu-batuan, kertas, kulit binatang karena pada masa itu beluum diciptakannya kertas. Perintah untuk menulis dan membacadisebutkan dalam sdua surat atau ayat adalah al-alaq ( Qs.96 ) dan al-Qalam ( Qs. 68) . dalam surat tersebut kata al-qalam berarti kegiatan membaca oleh karena itu untuk dapat dibaca haus ada sumber bacaan. Dan menulis disebutkandalam awal surat “nun , demi kalam dan apa yang mereka tulis “ ( Qs . 68 :1 ). Allah juga mencontohkan menugaskan para malikat untuk mencatat perbuatan manusia. Catatan utuh yang akan disampaikan kepada manusia pada Hari Hisab ( Qs . 2 : 282 ).
Tak dapat dipungkiri untuk menulis pasti harus banyak menggunakan bahan bacaan sebagai sumber untuk menulis. Di dalam Alquran kata kerja “ qaraa” ( membaca ) dengan kata-kata bentukanya disebutkan sebanyak 89 kali. Sedangkan kata kerja “kataba” ( menulis )disebutkan sebanyak 303 kali. Sedangkan kata “ qalam “ ( alat tulis pena ) disebutkan 5 kali. Ini berarti aktivitas membaca tidak akan berlangsung tanpa aktivitas menulis. Perintah Rasulullah untuk menulis ada makna mendasar, pertama, informasi dalam Al-Quran tidak hilang dari hafalan para sahabt. Tulisan yang dibuat para sagabat merupakan mememory aid yang memeperkuat hafalan. Dan dalam perkembangan salama ini, merupakan standart bacaan yang memiliki andil dsangat besar dalam menjaga keaslian Al-Quran, kedua , mengembangkan tradisi menulis sebagai budaya beru sebagimana diajarkan dal Al-Quran.
Dapat kita ambil pelajaran penting informasi diatas. Lebih bijak apabila kita membaca dua Buku . pertama sumber Buku yang dapat dijadikan ilmu dan dapat dipertanggugnjawabkan sumber keilmuannya. Kedua, Buku yang berasal dari tulisan kita sendiri untuk mengingat kembali seberapa banyak ilmu yang kita serap. Tradisi menulis merupakan pintu gerbang peradaban, sangat disyangkan tradisi ini masih diabaikan.Maka dari itu mari kita semua budayakan membaca dan menulis sebagimana disebutkan dalam Al-Quran dan dapat menjadikan intektual muslim Indonesia.
Sumber : Abdul Mu'ti ,Deformalisasi ISLAM ( Grafindo : Jakarta 2004 )
By Fajar Ilham Mahafi
FH UNDIP '09
Dewasa ini banyak sumber informasi yang kita dapatkan. Sumber dari bersifat terluis maupun lisan. Sumber lisan ada dari seminar , pengajian, sampai obrolan sesama teman. Dan sumber informasi tulisan amat sangat banyak dari media massa , majalah, internet dan masih banyak lagi.dari bebagai sumber ini tentu tidak semua informasi ini dapat disampaikan secara menyeluruh. Informasi lisan mengadung kelemahan , pertama sebaik apapun penyampian yang disampaikan maka tidak semua materi dapat diserap oleh pendengar, kedua apabila disampaikan didepan audiens maka hanya audienslah yang bisa mendapatkan misalnya dalam seminar hanya peserta seminar itu yang bisa mendapatkan informasinya. Dan sangat diperhatikan apabila kita membaca informasi tertulis maka sumber bacaan harus jelas dan dapat dipertanggung jawabkan misalnya dalam internet banyak mengabaikan masalah sumber , banyak hanya tinggal copy -paste saja padahal itu salah.
Budanya informasi secara lisan sudah ada sejak pertama kali pemahaman kita tentang Al-Quran bahwa wahyu yang diterima oleh Rasulullah melalui malaikat jibril disampikan secara lisan dengan bacaan secara verbal tanpa tulisan. Dan pada zaman itu Nabi Muhammad dan maoritas orang arab sebagai pendengar pertama ( audiens ) adalah masyarakat buta huruf. Namun lambat laun informasi itu secara lisan ditulis oleh sahabat rasulullah yang ahli menulis. media pada waktu itu menggunakan batu-batuan, kertas, kulit binatang karena pada masa itu beluum diciptakannya kertas. Perintah untuk menulis dan membacadisebutkan dalam sdua surat atau ayat adalah al-alaq ( Qs.96 ) dan al-Qalam ( Qs. 68) . dalam surat tersebut kata al-qalam berarti kegiatan membaca oleh karena itu untuk dapat dibaca haus ada sumber bacaan. Dan menulis disebutkandalam awal surat “nun , demi kalam dan apa yang mereka tulis “ ( Qs . 68 :1 ). Allah juga mencontohkan menugaskan para malikat untuk mencatat perbuatan manusia. Catatan utuh yang akan disampaikan kepada manusia pada Hari Hisab ( Qs . 2 : 282 ).
Tak dapat dipungkiri untuk menulis pasti harus banyak menggunakan bahan bacaan sebagai sumber untuk menulis. Di dalam Alquran kata kerja “ qaraa” ( membaca ) dengan kata-kata bentukanya disebutkan sebanyak 89 kali. Sedangkan kata kerja “kataba” ( menulis )disebutkan sebanyak 303 kali. Sedangkan kata “ qalam “ ( alat tulis pena ) disebutkan 5 kali. Ini berarti aktivitas membaca tidak akan berlangsung tanpa aktivitas menulis. Perintah Rasulullah untuk menulis ada makna mendasar, pertama, informasi dalam Al-Quran tidak hilang dari hafalan para sahabt. Tulisan yang dibuat para sagabat merupakan mememory aid yang memeperkuat hafalan. Dan dalam perkembangan salama ini, merupakan standart bacaan yang memiliki andil dsangat besar dalam menjaga keaslian Al-Quran, kedua , mengembangkan tradisi menulis sebagai budaya beru sebagimana diajarkan dal Al-Quran.
Dapat kita ambil pelajaran penting informasi diatas. Lebih bijak apabila kita membaca dua Buku . pertama sumber Buku yang dapat dijadikan ilmu dan dapat dipertanggugnjawabkan sumber keilmuannya. Kedua, Buku yang berasal dari tulisan kita sendiri untuk mengingat kembali seberapa banyak ilmu yang kita serap. Tradisi menulis merupakan pintu gerbang peradaban, sangat disyangkan tradisi ini masih diabaikan.Maka dari itu mari kita semua budayakan membaca dan menulis sebagimana disebutkan dalam Al-Quran dan dapat menjadikan intektual muslim Indonesia.
Sumber : Abdul Mu'ti ,Deformalisasi ISLAM ( Grafindo : Jakarta 2004 )
By Fajar Ilham Mahafi
FH UNDIP '09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar